TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

Inilah Kami

Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki arti penting baik secara akademis maupun politis. Namun, dari masa ke masa entah disadari atau tidak, banyak pihak yang telah memarjinalkan pembelajaran BI pada posisi yang "hanya disentuh" jika diperlukan.

Jumat, 05 Maret 2010

PEMBELAJARAN SASTRA DAN ANJING PEMBURU

Dalam sebuah seminar tentang pembelajaran sastra yang diadakan oleh Prodi Bahasa Indonesia SPS UPI Bandung, Prof. Dr. Yus Rusyiana memberikan sebuah analogi bagi pembelajaran sastra yang cukup ampuh dari masa ke masa. Beliau memberikan contoh bagaimana seekor anjing pemburu di latih agar naluri berburunya tajam.
Setiap hari, anjing pemburu dicelupkan ke dalam sebuah baskom yang berisi darah.
Apabila setiap hari, seekor anjing senantiasa berinteraksi dengan bau anyir darah, naluri berburunya akan semakin tajam sehingga setiap mencium aroma hewan buruan, secara otomatis akan berlari mengejar hewan buruan.
Demikian juga dengan pembelajaran sastra. Cara yang paling efektif adalah 'mencelupkan' siswa ke dalam 'karya sastra'. Dengan mengenalkan siswa kepada karya sastra, naluri kesenangannya terhadap sastra akan terasah sedikit demi sedikit. Memberikan teori bukannya tidak berguna. Teori sastra akan memberikan bekal untuk memahami karya sastra. Tetapi yang terjadi, siswa hanya puas dengan menghafal dan memahami istilah-istilah sastra. Padahal, hakikat pembelajaran sastra bukan terletak pada teori sastra tetapi lebih pada karya sastra.
Permasalahannya adalah bagaimana kita dapat mencelupkan siswa kedalam darah sastra ? Marilah kita berdiskusi untuk hal ini !(Bambang)

1 komentar:

  1. Siswa selama ini hanya dijejali dengan konsep-konsep bahwa sastra seperti ini dan begini, dan kekurangsigapn pendidik meliaht bahwa pengajaran sastra yang padankan dengan pengalaman bersastra akan membuahkan pengalaman untuk menegenal dan akhirnya mencintai sastra dan kegiatan bersastra itu sendiri, hal ini kemungkinan juga karena kita para pendidik juag kurang beroleh dan berminat pada sastra apalagi mengajarakannya, ketika sesoranng tidak mengenali ap yang dihadapinya lalu bagaimana ia mendeskripsikan sesuatu itu dengan layak, kita sebagi pendidik di tantang untuk membuat sebuah inovasi agar pengajaran menjadi mengasyikkan dan bermakna, bukan hanya sebuah hafalan tentang nama penyair dan makna, ayooo kita buktikan..bahwa tinta biasa di papan tulis itu tidak berarti apa-apa bagi siswa oleh guru biasa namun guru yang profesional itu akan menjadikannya menjadi luar biasa dengan memulai dari kita sendiri hingga jadi bekal pada anak didik yang akan menjadi pewaris nilai dan negeri ini

    BalasHapus